Kamis, 14 April 2011

Pemimpin dan Tanggungjawabnya

Pemimpin dan Tanggungjawabnya
( Tanggung jawab Kepemimpinan )


BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menitah kehidupannya, semua makhluk manusia pada khususnya tidak dapat hidup sendiri-saendiri dan saling membutuhkan. Mereka harus hidup berdampingan, saling membantu dalam menutupi kekurangan-kekurangan , saling menjaga dan saling menasihi, sehingga terciptalah kebersamaan dalam mengisi kehidupan mereka. Itulah sebabnya manusia disebut dengan makhluk sosial bukan makhuluk sok sial yang mau menang sendiri dan menjadi sumber keresahan bagi yang lainnya.
Dari sini dapat kita sadari dan tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam kebersamaannya muncullah unsure-unsur perbedaan diantara mereka yang dapat mengancam indahnya kebahagiaan itu sendiri. Dan jika hal ini dibiarkan begitu saja, tanpa ada sosok yang mampu menyelami perbedaan mereka, mampu mempengaruhi mereka dalam memahami makna perbedaan dan menyadari indahnya kebersamaan, mampu mengkoordinasi atas mereka dalam mencapai tujuan bersama, maka sudah barang tentu kehancuran akan nampak nyata melanda kehidupan ummat manusia. Sosok tersebut tidak lain adalah ‘Pemimpin’ . Pemimpin yang bertanggungjawab dan mampu menjalankan roda kepemimpinannya.

Kepemimpinan adalah syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kemasalahatan, baik di dunia maupuan di akhirat karena kepemimpinan adalah penentu terhadap apa yang di pimpin, semua kepemimpinan itu amanah baik dalam segala aspek Karen sang pemimpin wajib bertanggung jawab terhadap yang di pimpinnya. Dan bagi masyarakat yang di pimpin wajib mentaati pemimpin, sebagaimana yang ditegaskan di dalam Al-Qur’an.

Sebagai mana diperintahkan Allah untuk taat kepada pemimpin maka di larang untuk menyalahinya. Karena pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab atas yang dipimpinnya selama pemimpin masih layak jadi panutan bagi yang dipimpinnya.


I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berfikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

I.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
• Apakah setiap orang itu adalah pemimpin?
• Apa hukuman bagi pemimpin yang tidak bertanggung jawab?
• Apa batasan ketaatan terhadap pemimpin?

I.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
1. Memenuhi tugas mata kuliah Hadits-1
2. Melatih mahasiswa menyusun makalah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
3. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang Tanggung jawab Kepemimpinan.
4. Melatih kemampuan menulis sekaligus reflek belajar saat menulis

I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet) akan tetapi penulis tetap melirik karya-karya mereka yang ahli di bidangnya (Hadits) yang tertuang terukir alir tinta ((buku) guna melengkapi data yang kurang . Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini. Namun penulis juga lebih berhati-hati mengambil sesuatu dari dunia maya, karena rawan dengan maniulasi artikel-artikel yang perlahan membelokkan aqidah.

I.5 RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan, kemampuan penulis dan ada sedikit kendala teknis atas sarana yang menunjang kami , maka penulis miliki ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan mengenai Tanggung Jawab Kepemimpinan beserta dalil-dalil yang berkaitan dengan kepemimpinan dan predikatnya, meski hanya sebagian kecil saja yang tertuang dalam lafdhhul-arobinya. sekali lagi mohon maaf atas kekurangan kami yang bersumber dari kelemahan kemampuan, waktu dan sarana atau media penulasan yang sedang rusak.

































BAB II
PEMBAHASAN


Pemimpin dan Tanggungjawab Kepemimpinan


Pemimpin dan kepemimpinan memiliki ragam definisi atau pengertin dari berbagai pemikiran-pemikiran. Pemimpin adalah sosok pelaku dan kepemimpinan adalah nilai atau karakteristik dan tanggungjawab pemimpin yang tertuang dalam pengaplikasian sikap dan tindak laku kala dia memimpin. Oleh sebab itu muncul pengertian bahwa
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)

Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Itulah sebagian pendapat atu pengertian yang dituangkan oleh orang asing dan dipopulerkan oleh bangsa kita termasuk kita mahasiswa STAIG grobogan. Sebenarnya bangsa kita memiliki pemikir-pemikir ulung yang buah fikirannya lebih cocok dengan kondisi kita, lebih mengenal karasteristik kia karma mereka memang juga sebangsa dengan kita. Tappi anehnya bangsa ini tidak pandai melihat suatu besar ang ada di negri ini, sibuk dengan perasaan-perasaan kebarat-baratan.
Dari pengertian-pengertian di atas secara garis besar sudah teryuang dalam Al-Quran dan Al-Hadits yang menjelaskan tentang pemimpin, tanggungjawab pemimpin, dan berbagai hal yang berkaitan dengan pemimpin:


A. Setiap Muslim adalah Pemimpin
Naiknya seseorang di atas puncak pemimpin dalam suatu organisasi dan negar, bukan hanya dukungan masyarakat atau karena pemilihan dan surat pengangkatan akan tetapi sebenarnya karena kehendak Allah Swt. Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 10 yang artinya :
”Sungguh Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami telah menjadikan kamu sekalian di bumi itu sumber penghidupan. Sedikit sekali kamu yang bersyukur”.
Selanjutnya banyak hadits yang menjelaskan, bahwa setiap orang, adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah tentang kepemimpianannya.hadits diantaranya dalam kitab Al-Lu’lu’ wal Marjan No.1199 sebagai berikut :

عَبْدُ اللهِ بْنِِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, ٲن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ : كلكم راع فمسؤل عن رعيته, فالأمير الذي على الناس راع وهو مسؤل عنهم, والرجل راع على أهل بيته وهومسؤل عنهم, والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسؤله عنهم, والعبد راع على مال سيده وهو مسؤل عنه, ألا فكلكم راع وكلكم مسؤل عن رعيته. (رواه البخار و مسلم)

Artinya :
Rosulullah SAW. bersabda : "Kalian semuanya pemimpin (pemelihara) dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya, seorang Raja memelihara rakyat dan akan ditanya tentang pemeliharaannya, seorang suami memimpin keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya, seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang pimpinannya, seorang hamba memelihata harta milik majikannya dann akan ditanya tentang pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua memelihara dan akan dituntut tentang pemeliharaannya". (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut kita mengetahui,bahwa setiap orang yang menjadi pemimpin pasti akan dimintai suatu pertanggungjawabannya oleh Allah, sesuai tingkat kepemimpinannya itu:

1. Para tokoh masyarakat dan penguasa adalah pemimpin dalam suatu Negara atau organisasi. Mereka akan ditanya “apakah mereka sudah mendidik masyarakatnya menjadi orang yang beriman dan bertaqwa?”
2. Suami dalam rumah tangga adalah pemimpin dalam keluarganya dan semua suami akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah tentang istri dan anaknya. “apakah mereka sudah berusaha mendidik mereka menjadi orang-orang yang sholeh atau belum?”
3. Istri-istri yang menjadi pemimpin dalam rumah tangga suaminya.mereka semua juga akan dimintai pertanggungjawabannya. “ Apakah mereka sudah menjalankan tugasnya sebagai istri yang sholehah, ibu rumah tangga yang baik atau belum?”
4. Para buruh pembantu rumah tangga dan pegawai akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. “ Apakah mereka menjalankan tugasnya dengan baik atau belum?”
Pada intinya apa yang dikemukakan dalam hadits tersebut hanya sebagai contoh belaka, sebab permulaan hadits tersebut menegaskan bahawa setiap orang menjadi pemimpin.

B. Pemimpin Pelayan Masyarakat
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan kepada Allah kelak di akhirat nanti.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
Oleh karena itu pemimpin mempunyi tanggung jawab yang sangat besar bagi bangsa ataupun organisasinya yang dipimpin baik itu di dunia ataupun di akhirat nanti.
Semua dalil itu patut menjadi perhatian bagi kita terutama pemimpin umat islam dan para penguasa yang ingin selamat dari siksa neraka. diantaranya hadits yang menyebutkan ancaman bagi pemimpin yang tidak bertanggungjawab adalah sebagaimana disebutkan berikut :

1.
عن الحسن, ٲن عبيد الله بن زياد عاد معقل بن يسار فى مرضه الذي مات فيه, فقل له معقل : ٳني محدثك حديثا سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم, سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول : مامن الترعاه الله رعية فلم يحطها بنصيحة ٳلا لم يجد را ئحة الجنه. (رواه البخار و مسلم)
Artinya :
Dari Al-Hasan, bahwa Ubaidillah bin Ziyad menjenguk maq’il berkata kepada Ubaidillah bin Ziyad : Sesungguhnya saya akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang saya dengar dari Rosululloh SAW. Saya mendengar Nabi SAW. Bersabda : "Tiada seorang hamba yang diberi amanat rakyat oleh Allah SWT. Lalu ia tidak memeliharanya denga baik, melainkan Allah tidak akan merasakan padanya bau surga (tidak mendapatkan surga)". (HR. Bukhari dan Muslim)

2.
عن عبد الله بن عمر رضى الله عنهما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول : ثلاثة لايقبل الله منهم صلاة. من تقدم قوما وهم له كارهون, ورجل اتى الصلاة دبارا. والد بارأن يأ تيها بعد ان تفوته. ورجل اعتبد محرره. (رواه أبوداود وابنماجه)
“Dari Abdullah bin Umar r.a, sesungguhnya Rosulullah SAW. Pernah bersabda: ‘ada tiga macam orang yang Allah tidak akan menerima Sholatnya, yaitu orang yang memimpin suatu kaum (masyarakat), sedangkan mereka benci terhadapnya, dan orang yang mendatangi shalat dalam keadaan terlambat (orang yang mengerjakan salat setelah lewat waktunya) dan orang yang memperbudak orang yang sudah dia merdekakan’.”(Diriwayatkan oleh abu Dawud dan Ibnu Majah)
3.
عن أبى أمامة رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاثة لاتجاوزصلاتهم اذا نهم العبد الابق حتى يرجع, وزوجة باتت وزوجها عليها ساخط وامام قوم وهم له كارهون. (رواه الترمذى)
“Dari Abu Umamah r.a, beliau berkata: Rosulullah saw. Bersabda: ‘Ada tiga macam orang yang shalatnya tidak akan melampaui telinganya, yaitu: Hamba yang lari dari tuannya, sehingga dia kembali, istri yang tidur, sedangkan suaminya marah kepadanya (karena tidak melayaninya), dan pemimpin suatu kaum, sedangkan mereka (kaumnya) itu benci kepadanya’.”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Dalam haditss-hadits tersebut dijelaskan nasib yang akan dialami oleh para pemimpin yang tidak bertanggungjawab:

1. Mereka tidak akan diterima shalatnya oleh Allah.
2. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga itu.
3. Dalam hadits tersebut juga tersirat pengertian bahwa pemimpin yang tidak bertanggungjawab itu diancam 2 kali lipat siksaan rakyat yang mereka pimpin. Sesuai firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 67-68 yang artinya :
“Mereka berkata:’Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakan-lah kepada mereka siksaan dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar’.”

C. Batas Ketaatan Kepada Pemimpin
Sebagai umat islam kita wajib dan harus memtaati pemimpin karena ”barang siapa yang taat kepada pemimpin berarti dia taat kepada Rosulullah” seperti yang terkandung dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :

من أطاعنى فقد أطاع الله ومن عصانى فقد عصى الله ومن يطع الأمير فقد أطاعنى ومن يعص الأمير فقد عصانى. (رواه متفق عليه)

Artinya :
“Siapa yang taat kepadaku, berarti ia taat kepada Allah, dan siapa yang durhaka kepadaku, maka berarti ia durhaka kepada Allah. Dan Siapa yang taat kepada amir (pemimpin), berarti ia taat kepadaku, dan siapa yang durhaka kepada Amir, berarti ia durhaka kepadaku”. (HR. Muttafaq Alaih)
Akan tetapimkita harus bisa membedakan perintah yang baik atau yang mengarah kepada kemaksiatan sebab mentaati pemimpin itu ada batasannya sesuai hadits berikut ini :
Sabda Rosulullah SAW. :

عبد الله بن عمر رضي الله عنهما, عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : السمع والطاعة على المرإ المسلم فيما أحب وكره, مالم يؤمر بمعصية, فإ ذا أمر بمعصية فلا سمع ولاطاعة. (رواه البخار و مسلم)

Artinya :
Abdullah bin Umar r.a berkata : Nabi SAW. bersabda : "Mendengar dan taat itu wajib bagi seseorang dalam apa yang ia suka atau benci, selama ia tidak diperintah berbuat maksiat, maka jika diperintah berbuat maksiat maka tidak wajib mendengar dan wajib taat". (HR. Buhkari dan Muslim)

Berdasarkan hadits di atas Nabi Muhammad saw. berpesan agar setiap muslim hendaknya mendengar dan mematuhi keputusan, kebijakan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh para pemimpin, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi dirinya. Selama peraturan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rosul-Nya.
Sebab kunci dari keberhasilan suatu negara atau organisasi diantaranya terletak pada ketaatan para warga atau pengikutnya dan pemimpinnya kepada Allah.
Dan apabila kaum muslimin tidak mau mendengar dan tidak mau mematuhi serta tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di Negara atupun di organisasi tempat ia tinggal, maka kehancuranlah yang akan terjadi dan sekaligus menjadi bencana bagi umat islam.
Seyogyannya, bila pemimpin memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah dan Rosul-Nya, maka kita tidak boleh mentaati perintahnya.kepatuhan terhadap pemimpin mempunyai batasan tertentu yakni selama memimpin dan mengarahkan kepada hal-hal yang positif dan tidak menuju ke jalan kemaksiatan maka kita wajib mematuhi perintahnya, begitu pula sebaliknya. Misalnya, pemimpinitu melarang wanita muslim mengenakan jilbab; pemimpin yang menyuruh untuk melakukan perjudian dn masih banyak contoh yang lain.
Dan apabila kita melihat penyelewengan-penyelewengan pemimpin yang demikian,maka kita harus mengambil sikap seperti sabda Rosulullah saw. berikut ini :

من راى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطع فبلسا نه فان لم يستطع فبقلبه وذلك اضعف الإيمان. (رواه مسلم)

Artinya :
“Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya (memperingatkannya) dengan tangan, jika tidak mampu, hendaklah dengan lisannya, jika tidakmampu hendaklah dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim No.70)



Kriteria-kriteria pemimpin yang wajib kita taati :

1. Islam
2. Mengikuti perintah-perintah Allah dsan Rosul-Nya
3. Menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar
4. Lebih mementingkan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi
5. Tidak mendzalimi umat Islam
6. Memberikan teladan dalam beribadah
7.Tidak tamak dan rakus


































BAB III
P E N U T U P

III.1 KESIMPULAN
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan ataupun survey, memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama, mapu membawa dirinya dan yang dipimmpinnya menuju hal yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan pada public dan Allah Sang Kholiq dunia dan akhirat.

Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawabannya tentang apa yang telah mereka pimpin sesuai tingkat kepemimpinannya itu.
Kata pemimpin, dalam hal ini bukan hanya berarti kepala negara melainkan bersifat umum. Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama pemimpin adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Dalam pembahasan sudah disebutkan bahwa pemimpin yang tidak bertanggungjawab mendapat ancaman :

1. Sholatnya tidak akan diterima oleh Allah.
2. Tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga itu.
3. Mendapat siksaan 2 kali lipat siksaan rakyat yang dipimpinnya.

Mematuhi peraturan pemimpin suatu kewajiban dan keharusan bagi kita sebagai umat islam, akan tetapi ketaatan kita terhadap pemimpin itu ada batasannya yaitu apabila pemimpin tersebut menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran, maka kita wajib mentaatinya, begitupula sebaliknya apabila pemimpin menyuruh kita berbuat ke arah maksiat, maka kita wajib menolak dan meluruskannya, hanya saja penolakan dan pembenarannya harus dilakukan dengan arif dan bijaksana demi persatuan dan kesatuan bangsa atau umat.
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Dan jika lembaga-lembaga pendidikan di negri ini dipimpin oleh orang-orang yang memeliki karasteristik kepemimpinan yang benar(shidiq), dapat dipercaya(amanah), mampu menyampaikan aturran-aturan main dunia pendidikan dalam wujud amaliyah bukan sekedar mengoleksi teori dan ceramah(tabligh), Pandai dalam menjalankan tugas(fathonah) mungkain anak bangsa ini akan menjadi generasi yang benar-benar berpendidikan (pandai dan punya sikap sholih) bukan sekedar terpelajar (pandai akal yang belum tentu kepandaiannya menembus hati dan terexpresi dalam sikap budi luhur).


























































DAFTAR PUSTAKA


Ibrohim, Drs.T. 2006.Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis. Solo : Tiga Serangkai.
Suparta, Drs.H.M. dkk. 2004. Buku Pelajaran Qur’an dan Hadits 3. Jakarta : Listafariska Putra.
Muhammad, Abubakar. 1997. Hadis Tarbawi III. Surabaya : Abditama.



































Makalah
" Pemimpin dan Tanggungjawabnya"
Mata kuliyah: Hadits
Dosen pengampu: Masrofi'i, M.Pd.I, M.Pd.I
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliyah


Disusun oleh : 1. Mukkamad Abdul malik
2. Marwoto
3. Aris Nurhidayah
4. Dian Fahmi Hadi



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM GROBOGAN
( STAIG )
Tahun 2011

http://kangmalikmakalah.blogspot.com/2011/04/pemimpin-dan-tanggungjawabnya.html

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menitah kehidupannya, semua makhluk manusia pada khususnya tidak dapat hidup sendiri-saendiri dan saling membutuhkan. Mereka harus hidup berdampingan, saling membantu dalam menutupi kekurangan-kekurangan , saling menjaga dan saling menasihi, sehingga terciptalah kebersamaan dalam mengisi kehidupan mereka. Itulah sebabnya manusia disebut dengan makhluk sosial bukan makhuluk sok sial yang mau menang sendiri dan menjadi sumber keresahan bagi yang lainnya.
Dari sini dapat kita sadari dan tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam kebersamaannya muncullah unsure-unsur perbedaan diantara mereka yang dapat mengancam indahnya kebahagiaan itu sendiri. Dan jika hal ini dibiarkan begitu saja, tanpa ada sosok yang mampu menyelami perbedaan mereka, mampu mempengaruhi mereka dalam memahami makna perbedaan dan menyadari indahnya kebersamaan, mampu mengkoordinasi atas mereka dalam mencapai tujuan bersama, maka sudah barang tentu kehancuran akan nampak nyata melanda kehidupan ummat manusia. Sosok tersebut tidak lain adalah ‘Pemimpin’ . Pemimpin yang bertanggungjawab dan mampu menjalankan roda kepemimpinannya.

Kepemimpinan adalah syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kemasalahatan, baik di dunia maupuan di akhirat karena kepemimpinan adalah penentu terhadap apa yang di pimpin, semua kepemimpinan itu amanah baik dalam segala aspek Karen sang pemimpin wajib bertanggung jawab terhadap yang di pimpinnya. Dan bagi masyarakat yang di pimpin wajib mentaati pemimpin, sebagaimana yang ditegaskan di dalam Al-Qur’an.

Sebagai mana diperintahkan Allah untuk taat kepada pemimpin maka di larang untuk menyalahinya. Karena pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab atas yang dipimpinnya selama pemimpin masih layak jadi panutan bagi yang dipimpinnya.


I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berfikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

I.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
• Apakah setiap orang itu adalah pemimpin?
• Apa hukuman bagi pemimpin yang tidak bertanggung jawab?
• Apa batasan ketaatan terhadap pemimpin?

I.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
1. Memenuhi tugas mata kuliah Hadits-1
2. Melatih mahasiswa menyusun makalah dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
3. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang Tanggung jawab Kepemimpinan.
4. Melatih kemampuan menulis sekaligus reflek belajar saat menulis

I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet) akan tetapi penulis tetap melirik karya-karya mereka yang ahli di bidangnya (Hadits) yang tertuang terukir alir tinta ((buku) guna melengkapi data yang kurang . Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini. Namun penulis juga lebih berhati-hati mengambil sesuatu dari dunia maya, karena rawan dengan maniulasi artikel-artikel yang perlahan membelokkan aqidah.

I.5 RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan, kemampuan penulis dan ada sedikit kendala teknis atas sarana yang menunjang kami , maka penulis miliki ruang lingkup makalah ini terbatas pada pembahasan mengenai Tanggung Jawab Kepemimpinan beserta dalil-dalil yang berkaitan dengan kepemimpinan dan predikatnya, meski hanya sebagian kecil saja yang tertuang dalam lafdhhul-arobinya. sekali lagi mohon maaf atas kekurangan kami yang bersumber dari kelemahan kemampuan, waktu dan sarana atau media penulasan yang sedang rusak.

































BAB II
PEMBAHASAN


Pemimpin dan Tanggungjawab Kepemimpinan


Pemimpin dan kepemimpinan memiliki ragam definisi atau pengertin dari berbagai pemikiran-pemikiran. Pemimpin adalah sosok pelaku dan kepemimpinan adalah nilai atau karakteristik dan tanggungjawab pemimpin yang tertuang dalam pengaplikasian sikap dan tindak laku kala dia memimpin. Oleh sebab itu muncul pengertian bahwa
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)

Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Itulah sebagian pendapat atu pengertian yang dituangkan oleh orang asing dan dipopulerkan oleh bangsa kita termasuk kita mahasiswa STAIG grobogan. Sebenarnya bangsa kita memiliki pemikir-pemikir ulung yang buah fikirannya lebih cocok dengan kondisi kita, lebih mengenal karasteristik kia karma mereka memang juga sebangsa dengan kita. Tappi anehnya bangsa ini tidak pandai melihat suatu besar ang ada di negri ini, sibuk dengan perasaan-perasaan kebarat-baratan.
Dari pengertian-pengertian di atas secara garis besar sudah teryuang dalam Al-Quran dan Al-Hadits yang menjelaskan tentang pemimpin, tanggungjawab pemimpin, dan berbagai hal yang berkaitan dengan pemimpin:


A. Setiap Muslim adalah Pemimpin
Naiknya seseorang di atas puncak pemimpin dalam suatu organisasi dan negar, bukan hanya dukungan masyarakat atau karena pemilihan dan surat pengangkatan akan tetapi sebenarnya karena kehendak Allah Swt. Berdasarkan firman Allah dalam surat Al-A’raf ayat 10 yang artinya :
”Sungguh Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami telah menjadikan kamu sekalian di bumi itu sumber penghidupan. Sedikit sekali kamu yang bersyukur”.
Selanjutnya banyak hadits yang menjelaskan, bahwa setiap orang, adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah tentang kepemimpianannya.hadits diantaranya dalam kitab Al-Lu’lu’ wal Marjan No.1199 sebagai berikut :

عَبْدُ اللهِ بْنِِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, ٲن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ : كلكم راع فمسؤل عن رعيته, فالأمير الذي على الناس راع وهو مسؤل عنهم, والرجل راع على أهل بيته وهومسؤل عنهم, والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسؤله عنهم, والعبد راع على مال سيده وهو مسؤل عنه, ألا فكلكم راع وكلكم مسؤل عن رعيته. (رواه البخار و مسلم)

Artinya :
Rosulullah SAW. bersabda : "Kalian semuanya pemimpin (pemelihara) dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya, seorang Raja memelihara rakyat dan akan ditanya tentang pemeliharaannya, seorang suami memimpin keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya, seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang pimpinannya, seorang hamba memelihata harta milik majikannya dann akan ditanya tentang pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua memelihara dan akan dituntut tentang pemeliharaannya". (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits tersebut kita mengetahui,bahwa setiap orang yang menjadi pemimpin pasti akan dimintai suatu pertanggungjawabannya oleh Allah, sesuai tingkat kepemimpinannya itu:

1. Para tokoh masyarakat dan penguasa adalah pemimpin dalam suatu Negara atau organisasi. Mereka akan ditanya “apakah mereka sudah mendidik masyarakatnya menjadi orang yang beriman dan bertaqwa?”
2. Suami dalam rumah tangga adalah pemimpin dalam keluarganya dan semua suami akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah tentang istri dan anaknya. “apakah mereka sudah berusaha mendidik mereka menjadi orang-orang yang sholeh atau belum?”
3. Istri-istri yang menjadi pemimpin dalam rumah tangga suaminya.mereka semua juga akan dimintai pertanggungjawabannya. “ Apakah mereka sudah menjalankan tugasnya sebagai istri yang sholehah, ibu rumah tangga yang baik atau belum?”
4. Para buruh pembantu rumah tangga dan pegawai akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. “ Apakah mereka menjalankan tugasnya dengan baik atau belum?”
Pada intinya apa yang dikemukakan dalam hadits tersebut hanya sebagai contoh belaka, sebab permulaan hadits tersebut menegaskan bahawa setiap orang menjadi pemimpin.

B. Pemimpin Pelayan Masyarakat
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan kepada Allah kelak di akhirat nanti.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
Oleh karena itu pemimpin mempunyi tanggung jawab yang sangat besar bagi bangsa ataupun organisasinya yang dipimpin baik itu di dunia ataupun di akhirat nanti.
Semua dalil itu patut menjadi perhatian bagi kita terutama pemimpin umat islam dan para penguasa yang ingin selamat dari siksa neraka. diantaranya hadits yang menyebutkan ancaman bagi pemimpin yang tidak bertanggungjawab adalah sebagaimana disebutkan berikut :

1.
عن الحسن, ٲن عبيد الله بن زياد عاد معقل بن يسار فى مرضه الذي مات فيه, فقل له معقل : ٳني محدثك حديثا سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم, سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول : مامن الترعاه الله رعية فلم يحطها بنصيحة ٳلا لم يجد را ئحة الجنه. (رواه البخار و مسلم)
Artinya :
Dari Al-Hasan, bahwa Ubaidillah bin Ziyad menjenguk maq’il berkata kepada Ubaidillah bin Ziyad : Sesungguhnya saya akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang saya dengar dari Rosululloh SAW. Saya mendengar Nabi SAW. Bersabda : "Tiada seorang hamba yang diberi amanat rakyat oleh Allah SWT. Lalu ia tidak memeliharanya denga baik, melainkan Allah tidak akan merasakan padanya bau surga (tidak mendapatkan surga)". (HR. Bukhari dan Muslim)

2.
عن عبد الله بن عمر رضى الله عنهما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول : ثلاثة لايقبل الله منهم صلاة. من تقدم قوما وهم له كارهون, ورجل اتى الصلاة دبارا. والد بارأن يأ تيها بعد ان تفوته. ورجل اعتبد محرره. (رواه أبوداود وابنماجه)
“Dari Abdullah bin Umar r.a, sesungguhnya Rosulullah SAW. Pernah bersabda: ‘ada tiga macam orang yang Allah tidak akan menerima Sholatnya, yaitu orang yang memimpin suatu kaum (masyarakat), sedangkan mereka benci terhadapnya, dan orang yang mendatangi shalat dalam keadaan terlambat (orang yang mengerjakan salat setelah lewat waktunya) dan orang yang memperbudak orang yang sudah dia merdekakan’.”(Diriwayatkan oleh abu Dawud dan Ibnu Majah)
3.
عن أبى أمامة رضى الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاثة لاتجاوزصلاتهم اذا نهم العبد الابق حتى يرجع, وزوجة باتت وزوجها عليها ساخط وامام قوم وهم له كارهون. (رواه الترمذى)
“Dari Abu Umamah r.a, beliau berkata: Rosulullah saw. Bersabda: ‘Ada tiga macam orang yang shalatnya tidak akan melampaui telinganya, yaitu: Hamba yang lari dari tuannya, sehingga dia kembali, istri yang tidur, sedangkan suaminya marah kepadanya (karena tidak melayaninya), dan pemimpin suatu kaum, sedangkan mereka (kaumnya) itu benci kepadanya’.”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Dalam haditss-hadits tersebut dijelaskan nasib yang akan dialami oleh para pemimpin yang tidak bertanggungjawab:

1. Mereka tidak akan diterima shalatnya oleh Allah.
2. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga itu.
3. Dalam hadits tersebut juga tersirat pengertian bahwa pemimpin yang tidak bertanggungjawab itu diancam 2 kali lipat siksaan rakyat yang mereka pimpin. Sesuai firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 67-68 yang artinya :
“Mereka berkata:’Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakan-lah kepada mereka siksaan dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar’.”

C. Batas Ketaatan Kepada Pemimpin
Sebagai umat islam kita wajib dan harus memtaati pemimpin karena ”barang siapa yang taat kepada pemimpin berarti dia taat kepada Rosulullah” seperti yang terkandung dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim :

من أطاعنى فقد أطاع الله ومن عصانى فقد عصى الله ومن يطع الأمير فقد أطاعنى ومن يعص الأمير فقد عصانى. (رواه متفق عليه)

Artinya :
“Siapa yang taat kepadaku, berarti ia taat kepada Allah, dan siapa yang durhaka kepadaku, maka berarti ia durhaka kepada Allah. Dan Siapa yang taat kepada amir (pemimpin), berarti ia taat kepadaku, dan siapa yang durhaka kepada Amir, berarti ia durhaka kepadaku”. (HR. Muttafaq Alaih)
Akan tetapimkita harus bisa membedakan perintah yang baik atau yang mengarah kepada kemaksiatan sebab mentaati pemimpin itu ada batasannya sesuai hadits berikut ini :
Sabda Rosulullah SAW. :

عبد الله بن عمر رضي الله عنهما, عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : السمع والطاعة على المرإ المسلم فيما أحب وكره, مالم يؤمر بمعصية, فإ ذا أمر بمعصية فلا سمع ولاطاعة. (رواه البخار و مسلم)

Artinya :
Abdullah bin Umar r.a berkata : Nabi SAW. bersabda : "Mendengar dan taat itu wajib bagi seseorang dalam apa yang ia suka atau benci, selama ia tidak diperintah berbuat maksiat, maka jika diperintah berbuat maksiat maka tidak wajib mendengar dan wajib taat". (HR. Buhkari dan Muslim)

Berdasarkan hadits di atas Nabi Muhammad saw. berpesan agar setiap muslim hendaknya mendengar dan mematuhi keputusan, kebijakan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh para pemimpin, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi dirinya. Selama peraturan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rosul-Nya.
Sebab kunci dari keberhasilan suatu negara atau organisasi diantaranya terletak pada ketaatan para warga atau pengikutnya dan pemimpinnya kepada Allah.
Dan apabila kaum muslimin tidak mau mendengar dan tidak mau mematuhi serta tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di Negara atupun di organisasi tempat ia tinggal, maka kehancuranlah yang akan terjadi dan sekaligus menjadi bencana bagi umat islam.
Seyogyannya, bila pemimpin memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah dan Rosul-Nya, maka kita tidak boleh mentaati perintahnya.kepatuhan terhadap pemimpin mempunyai batasan tertentu yakni selama memimpin dan mengarahkan kepada hal-hal yang positif dan tidak menuju ke jalan kemaksiatan maka kita wajib mematuhi perintahnya, begitu pula sebaliknya. Misalnya, pemimpinitu melarang wanita muslim mengenakan jilbab; pemimpin yang menyuruh untuk melakukan perjudian dn masih banyak contoh yang lain.
Dan apabila kita melihat penyelewengan-penyelewengan pemimpin yang demikian,maka kita harus mengambil sikap seperti sabda Rosulullah saw. berikut ini :

من راى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطع فبلسا نه فان لم يستطع فبقلبه وذلك اضعف الإيمان. (رواه مسلم)

Artinya :
“Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya (memperingatkannya) dengan tangan, jika tidak mampu, hendaklah dengan lisannya, jika tidakmampu hendaklah dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim No.70)



Kriteria-kriteria pemimpin yang wajib kita taati :

1. Islam
2. Mengikuti perintah-perintah Allah dsan Rosul-Nya
3. Menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar
4. Lebih mementingkan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi
5. Tidak mendzalimi umat Islam
6. Memberikan teladan dalam beribadah
7.Tidak tamak dan rakus


































BAB III
P E N U T U P

III.1 KESIMPULAN
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan ataupun survey, memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama, mapu membawa dirinya dan yang dipimmpinnya menuju hal yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan pada public dan Allah Sang Kholiq dunia dan akhirat.

Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawabannya tentang apa yang telah mereka pimpin sesuai tingkat kepemimpinannya itu.
Kata pemimpin, dalam hal ini bukan hanya berarti kepala negara melainkan bersifat umum. Kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama pemimpin adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
Dalam pembahasan sudah disebutkan bahwa pemimpin yang tidak bertanggungjawab mendapat ancaman :

1. Sholatnya tidak akan diterima oleh Allah.
2. Tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga itu.
3. Mendapat siksaan 2 kali lipat siksaan rakyat yang dipimpinnya.

Mematuhi peraturan pemimpin suatu kewajiban dan keharusan bagi kita sebagai umat islam, akan tetapi ketaatan kita terhadap pemimpin itu ada batasannya yaitu apabila pemimpin tersebut menyuruh berbuat baik dan mencegah kemunkaran, maka kita wajib mentaatinya, begitupula sebaliknya apabila pemimpin menyuruh kita berbuat ke arah maksiat, maka kita wajib menolak dan meluruskannya, hanya saja penolakan dan pembenarannya harus dilakukan dengan arif dan bijaksana demi persatuan dan kesatuan bangsa atau umat.
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
Dan jika lembaga-lembaga pendidikan di negri ini dipimpin oleh orang-orang yang memeliki karasteristik kepemimpinan yang benar(shidiq), dapat dipercaya(amanah), mampu menyampaikan aturran-aturan main dunia pendidikan dalam wujud amaliyah bukan sekedar mengoleksi teori dan ceramah(tabligh), Pandai dalam menjalankan tugas(fathonah) mungkain anak bangsa ini akan menjadi generasi yang benar-benar berpendidikan (pandai dan punya sikap sholih) bukan sekedar terpelajar (pandai akal yang belum tentu kepandaiannya menembus hati dan terexpresi dalam sikap budi luhur).


























































DAFTAR PUSTAKA


Ibrohim, Drs.T. 2006.Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis. Solo : Tiga Serangkai.
Suparta, Drs.H.M. dkk. 2004. Buku Pelajaran Qur’an dan Hadits 3. Jakarta : Listafariska Putra.
Muhammad, Abubakar. 1997. Hadis Tarbawi III. Surabaya : Abditama.



































Makalah
" Pemimpin dan Tanggungjawabnya"
Mata kuliyah: Hadits
Dosen pengampu: Masrofi'i, M.Pd.I, M.Pd.I
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliyah


Disusun oleh : 1. Mukkamad Abdul malik
2. Marwoto
3. Aris Nurhidayah
4. Dian Fahmi Hadi



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM GROBOGAN
( STAIG )
Tahun 2011

http://kangmalikmakalah.blogspot.com/2011/04/pemimpin-dan-tanggungjawabnya.html
:)

April 2011
kangmalik@ymail.com

Rabu, 13 April 2011

METODOLOGI STUDI ISLAM

makalah

METODOLOGI STUDI ISLAM

I. PENDAHULUAN
Di penghujung abad ke-20, Motodologi Studi Islam (MSI) mulai mendapatkan perhatian yang serius. Departemen agama RI menjadikannya sebagai mata kuliah baru yang wajib diikuti seluruh mahasiswa IAIN pada semua fakultas dan jurusan sejak munculnya kurikulum IAIN 1997. sejak itu banyak mahasiswa dan bahkan para dosen yang merasa bahwa MSI adalah matakkuliah yang benar-benar baru. Sedemikian sehingga terkesan masyarakat muslim sejak berabad-abad yang lalu tidak atau belum mempunyai metodologi dalam memahami Islam. Sesunguhnya ini tidak lah benar, MSI merupakan pengembangan dari metodologi studi Islam klasik. Ini kurang lebih sama dengan pemakaian kata “baru” dalam frase “software baru” dalam dunia komputer. Baru di situ berarti bukan sebelmnya tidak ada software sama sekali, tetapi pengembangan dari software yang ada sebelumnya.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian metode, metodologi, paradigma, dan pendekatan?
B. Bagaimana Arti dan lingkup studi Islam?
C. Apa Urgensi mempelajari Metodologi studi Islam?
D.Apa Aspek-aspek Sasaran studi Islam?
E. Bagaimana Pertumbuhan studi Islam dulu dan sekarang?

III. PEMBAHASAN

A. Pengertian metode, metodologi, paradigma, dan pendekatan

1. Pengertian metode
Metode berasal dari bahasa Yunani metodos yang berarti cara atau jalan.
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan
Menurut Ahmad Yunnus, metode adalah jalan yang ditempuh oleh seseorang agar sampai pada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kumpulan ilmu pegnetahuan dan lainnya.
Dari definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa metode mengandung adanya urutan kerja yang terancang, sistematis, dan merupakan hasil dari eksperimen ilmiah guna tujuan yang telah direncanakan.
2. Pengertian metodelogi
Metodologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu metodos yang berati jalan, dan logos yang berarti ilmu. Metodologi adalah ilmu tentang cara untuk sampai pada tujuan. Manurut Asmuni Syukir, metodologi berarti ‘ilmu pegnetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang efektif dan efisien.
3. Pengertian paradigma
Paradigma adalah teori-teori, metode-metode, fakta-fakta, eksperimen-eksperimen, yang telah disepakati dan menjadi pegangan bagi aktivitas para ilmuan. Jadi, paradigma adalah pandangan fundamental tentang apa yang menjadi pokok persoalan didiplin tertentu.
4. Pengertian pendekatan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah 1). Proses perbuatan, cara mendekati 2). Usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. “Dalam bahasa Ingggris, pendekatan diistilahkan “approach” dalam bahasa Arab disebut dengan “madkhal”.
Secara terminologi, Mulyanto Sumardi mengatakan bahwa, pendekatan bersifat axiomatik, ia terdiri dari serangkaian asumsi tentang bahasa dan pegnajaran bahasa serta belajar bahasa.

B. Arti dan lingkup studi Islam
Studi Islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies, secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Dengan perkataan lain, “usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.”
Studi Islam adalah pengetahuan yang durumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekan dengan sejarah dan kehidupan manusia, sedang pengetahuan agama adalah pengetahuan yang sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran allah dan rasulnya secara murni tanpa dipengaruhi sejarah, seperti ajaran tentang akidah, ibadah, membaca al-quran dan akhlak.
Kalau kita membicarakan agama akan dipengaruhi oleh pandangan pribadi, juga dari pandangan agama yang kita anut. Untuk mendapatkan pengertian tentang agama, religi, dan din kita mengutip pendapat seperti: Bozman, bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan terhadap aturan-aturan dari pada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.
H. Moenawar Cholil dalam bukunya “Definisi dan sendi agama” kata diein itu masdar dari kata kerja “daana” yad i enu”. Menurut Jughat kata “dien mempunyai arti :
1. Cara atau adat kebiasaan
2. Peraturan
3. Nasihat
4. Agama dan lain-lain
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Baik agama, religi, dan dien kesemuanya mempunyai pengertian yang sama.
2. Aktivitas dan kepercayaan agama, religi, dan dien mencakup masalah: kepercayaan kepada Tuhan.
Agama bertitik tolak dari adanya suatu kepercayan terhadap suatu yang lebih berkuasa, lebih agung, lebih mulia dari pada makhluk. Agama berhubungan dengan masalah ketuhanan, dimana manusia yang mempercayainya harus menyerahkan diri kepada-Nya, mengabdikan diri sepenuhnya karena manusia mempercayainya, ada 4 ciri yang dapat kita kemukakan yaitu :
1. Adanya kepercayaan terhadap yang ghaib, kudus dan Maha Agung dan pencipta alam semesta (Tuhan).
2. Melakukan hubungan dengan berbagai cara seperti dengan mengadakan upacara ritual, pemujaan, pengabdian dan do'a.
3. Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.
4. Ajaran Islam ada Rasul dan kitab suci yang merupakan ciri khas daripada agama.
5. Agama tidak hanya untuk agama, melainkan untuk diterapkan dalam kehidupan dengan segala aspeknya.

C. Urgensi mempelajari studi Islam
Dimasa sekarang ini dimana umat Islam sedang mengalami tentangan kehidupan duina dan budaya modern, studi keIslaman menjadi sangat urgen. Urgensi Islam tersebut dapat diuraikan dan di fahami sebagai berikut:
Umat Islam saat ini berada dalam kondisi problematis, saat ini umat Islam masih berada dalam piosisi termarginalkan (pinggir) dan lemah dalam aspek kehidupan sosial budaya yang harus berhadapan dengan dunia modern yang maju dan canggih untuk itu umat Islam harus melakukan gerakan pemikiran yang menghasilkan konsep yang cemerlang dan operasional untuk mengantisipasi perkembangan tersebut.
Jika umat Islam hanya berpegang pada ajaran Islam penafsiran ulama’-ulama Islam terdahulu yang merupakan warisan turun temurun yang dianggapnya sudah paling benar, maka mereka mengalami kemandekan intelektual, melalui pendekatan yang bersifat objektif rasional studi Islam mampu memberi alternatif dari kondisi tersebut.
Umat manusia dan peradabannya saat ini sedang berada dalam keadaan yang problematis, pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan peradaba umat manusia yang dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini ditandai dengan semakin dekatnya jarak dengan hubungan serta komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia.
Dalam suasana semacam itu, umat manusia membutuhkan aturan-aturan, nilai-nilai, dan norma-norma serta pedoman dan pegangan hidup yang universal. Sumber-sumber tersebut dapat diperoleh dari agama, filsafat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun agama telah ditinggalkan oleh perkembangan filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetepai, filsafat, ilmu pengetahuan, dan teknologi tidak mampu menjadi pedoman dan pegangan hidup. Dengan demikian, manusia modern pun sebenarnya dalam keadaan yang problematis.
Harold H. Titus dan ahli filsafat yang lainnya menjelaskan situasi problematis tersebut, bahwa “filsafat sekarang telah mencapai kekuatan yang besar, tetapi tanpa kebijaksanaan. “ saat ini manusia mempunyai kemampuan yang sangat besar untuk menguasai alam semesta. Ternyata dengan adanya kemajuan-kemajuan yang sangat menakjuban tersebut membuat pemikiran resah dan gelisah. Pengetahuan menjadi terpisah dari nilai, kekuatan besar telah tercapai tanpa kebijaksanaan. Manusia telah mencapai kekuatan yang besar dalam bidang sain dan teknologi, tetapi hal itu digunakan untuk maksud destruktif.
Roger Garaudy mengemukakan bahwa “perkembangan filsafat dan peradaban modern saat ini telah mendorong manusia kepada hidup tanpa tujuan dan membawa kematian”. Hal ini merupakan akibat dari perkembangan filsafat barat modern yang salam arah, yang berpegang pada:
1. Konsep yang keliru tentang alam, dianggap sebagai milik manusia, sehingga mereka berhak mengeksploitasinya sesuka mereka.
2. Konsep yang tidak mengenal belas kasihan tentang hubungan mansuia yang didasarkan atas individualisme tanpa kembali dan hanya menghasilkan persaingan pasar.
3. Konsep yang menyebabkan rasa putus asa terhadap masa depan.
Disinilah urgensi studi Islam untuk menggali kembali ajaran-ajaran Islam yang asli dan murni serta bersifat manusaiwi dan universal, yang mempunyai daya untuk mewujudkan dirinya sebagai rahmatan lil alamin. Dari situ kemudian dididikan dan ditransformasikan kepada generasi penerusnya dan diharapkan dengan peradaban dan budaya modern, agar mampu beradapan dan beradaptasi terhadapnya. Dengan demikian diharapkan bisa menawarkan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapai oleh umat manusia dalam dunia modern dan era globalisasi.

D. Aspek-aspek studi Islam
Pendidikan pada dasarnya mengandung arti dan peran yang sangat luas. Arti dan peranan tersebut searah dengan aspek pemgembangan menjadi sarana garapan para pendidik Islam mempunyai pengertian ynag sama bahwa pendidikan Islam mencakup aspek-aspek:
1. Pendidikan keagamaan
2. Pendidikan akidah dan ilmiah
3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti
4. Pendiidkan jasmani dan kesehatan

a. Pengembangan kognitf, yaitu kemampuan intelektual yang terus dikembangkan melalui pendidikan Islam.
b. Kemampuan afektif, adalah kekhusssan mengembangkan akal melalui pengetahuan dan pemahaman terhadap kenyataan dan kebenaran, manusia harus mengalami proses pengembangan perasaan dan penghayatan agar menjadi lebih luas.
c. Pengembangan psikomotorik, adalah ilmu pengetahuan termanifestasi dalam akhlak dan amal shaleh.
Kebenaran manusia sebagai makhuk sosial merupakan bagian yang terpisahkan dari arti peranan pendidikan Islam. Pendidikan Islam merupakan motor penggerak untuk pengembangan nilai-nilai soisal dan susila menusia. Hakikat pendidikan Islam merupakan pembimbing menuju peningkatan harkat dan martabat manusia sesuai dengan fitrah kejadiannya. Pendidikan Islam mencakup:
1. Tarbiyah ruh (pendidikan jiwa / mental spiritual)
2. Tarbiyah aqli (pendidikan akal pikiran / ilmu pengetahuan)
3. Tarbiyah jismi (pendidikan jasmani, termasuk kesehatan)
Modal pendidikan Islam adalah dalam lingkungan keluarga dan masjid sebagai pusat pendidikan serta pendidikan Islam dipraktikan memalui sistem pendidikan terpadu mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Pendidikan Islam mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan fisik, akal, agama, dan akhlak. Pendidikan Islam pada prinsipnya ada dua, yaitu materi pendidikan yang berkenaan dengan masalah hakikat.

E. Pertumbuhan studi Islam dulu dan sekarang
a. Pertumbuhan Studi Islam pada Masa Dahulu
Selama penggal sejarah timbulnya islam, peradaban dunia meliputi dua kerajaan: yaitu Sasanid Persia dan bizanti roma yang bersuku badui dan pengembala unta yang hidupnya dengan cara berkabila-kabila dan berdagang. Suku khurais yang hidup berdagang, yang mendominasi kota perdagangan Mekkah damana Muhammad juga memulai aktifitasnya dan di tempat itu pula islam pertama kali diproklamirkan. Pendidikan Islam pada zaman awal dilaksanakan di masjid-masjid. Mahmud Yunus menjelaskan bahwa pusat-pusat studi Islam klasik adalah Mekkah dan Madinah (Hijaz), Bashrah dan Kufah (Irak), Damaskus dan Palestina (Syam), dan Fistat (Mesir). Madrasah Mekkah dipelopori oleh Mu’adz bin Jabal; madrasah Madinah dipelopori oleh Abu Bakar, Umar dan Ustman; madrasah Bashrah dipelopori oleh Abu Musa al-Asy’ari dan Anas bin Malik; madrasah Kuffah dipelopori oleh Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud; madrasah Damaskus (Syiria) dipelopori oleh Ubadah dan Abu Darda; sedangkan madrasah Fistat (Mesir) dipelopori oleh Abdullah bin Amr bin Ash’.
Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di ibukota Negara, yaitu Bagdad. Di Istana Dinasti Bani Abbas pada zaman al-Makmun (813-833), putra Harun al-Rasyid, didirikan Bait al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dengan wajah ganda; sebagai perpustakaan serta sebagai lembaga pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya Yunani kuno ke dalam bahasa Arab untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan.
Di samping itu, di Eropa terdapat pusat kebudayaan yang merupakan tandingan Bagdad, yaitu Universitas Cordova yang didirikan oleh Abdurrahman III (929-961 M) dari Dinasti Umayah di Spanyol. Di Timur Islam, Bagdad, juga didirikan Madrasah Nizhamiah yang didirikan oleh Perdana Menteri Nizham al-Muluk; dan di Kairo, Mesir, didirikan Universitas Al-Azhar yang didirikan oleh Dinasti Fatimiah dari kalangan Syiah. Dengan demikian, pusat-pusat kebudayaan yang juga merupakan pusat studi Islam pada zaman kejayaan Islam adalah Bagdad, Mesir dan Spanyol.


April 2011
kangmalik@ymail.com

NB: MOhon maaf ngapluwdnya terburu-buru , jadi  belum sempurna!